www.podcastnews.id
The Best Place for Podcast

Menteri ESDM Ungkap Batu Bara Indonesia Jadikan China Swasembada

0

PODCASTNEWS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut negara China bisa swasembada pangan lantaran ada peran batu bara Indonesia. Menurutnya, China dulu kekurangan urea dan gas sintesa sehingga mengimpor banyak batu bara Indonesia.

China lalu memproses batu bara tersebut melalui gasifikasi. “China karena dia dulu kurang urea, gasnya juga, kan, dia impor banyak sama kita (Indonesia) karena dipakai gasifikasi itu. Jadi, diproses batu bara itu ya dibikin gas sintesa untuk proses bikin pupuk. Makanya dia swasembada,” ungkap Arifin.

“Coba kita dengar China impor beras enggak? Sayur dan buah ekspor, segala macam buah China semua. Nah, itulah antara lain peran dari gas sintesa,” ujar Arifin. Kementerian ESDM mencatat proyek kebanggaan pemerintahan Presiden Joko Widodo yakni hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) hingga kini belum ada kelanjutan. Hal tersebut menyusul mundurnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) atau Air Products and Chemicals, Inc di dalam konsorsium hilirisasi tersebut.

Arifin Tasrif mengakui Air Products saat ini mempunyai teknologi untuk pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME. Namun, dengan adanya Undang-Undang) penurunan inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang memberikan subsidi murah untuk pengembangan proyek hidrogen, Air Products akhirnya mengalihkan investasinya ke Amerika Serikat.

“Dengan adanya Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika, mereka pilih invest masif di Amerika, jadi dia decline ya, nah sampai sekarang belum ada kelanjutan,” kata Arifin. Meski proyek DME belum ada kelanjutan, menurut Arifin pemanfaatan batu bara ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintesa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pupuk.

“Jadi ya ini harus kita mulai lagi lah, kita mulai dari awal, memang China karena dia dulu kurang urea, gasnya juga, kan dia impor banyak sama kita karena dipakai gasifikasi itu, jadi diproses batu bara itu ya di combus, bikin gas sintesa untuk proses bikin pupuk,” ujarnya.

Gasifikasi

Seperti diketahui, Air Products memilih hengkang dari dua proyek gasifikasi batu bara RI. Dua proyek tersebut yakni proyek DME dengan PTBA dan Pertamina, dan juga proyek gasifikasi batu bara menjadi etanol dengan perusahaan Bakrie Group, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membeberkan bahwa proyek DME bakal diskedul ulang dari jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya. “Mengenai timeline tentunya harus kita reschedule lagi, karena dengan Air Products kita kemarin sudah buat plan, paling tidak pembangunan sekitar 3 sampai 4 tahun,” ujar Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, di Jakarta.

Arsal juga mengatakan sembari menyusun ulang jadwal berjalannya proyek gasifikasi batu bara di Indonesia yang berkonsorsium dengan PT Pertamina (Persero) ini, pihaknya saat ini sedang dalam proses negosiasi dengan perusahaan asal China untuk menggantikan posisi Air Products pada proyek gasifikasi batu bara dalam negeri.

“Ya itu memang perusahaan dari China sedang kita proses. Kita sedang rapat negosiasi, nah mudah-mudahan mereka nanti bisa (masuk). Tentunya kita harapkan menggantikan Air Products,” jelasnya.
Dengan begitu, Arsal berharap penjajakan dengan perusahaan asal China tersebut, perusahaan tidak perlu mengulang proses yang sudah dilakukan dengan Air Products sebelumnya. Sehingga nantinya, proyek hilirisasi batu bara tersebut bisa segera dimulai lebih cepat.

“Nah mungkin dengan investor baru ya kita mulai lagi, tapi mugkin start-nya tidak lagi dari awal banget. Karena kan kita sudah berjalan, nah nanti mungkin kita harapkan bisa lebih cepat,” ungkap Arsal.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.