www.podcastnews.id
The Best Place for Podcast

“Mencla-mencle” Golkar, Kemarin Ngotot Capres Kini Siap Terima Posisi Cawapres

0

PODCASTNEWS.ID – Partai Golkar akhirnya berpikir realistis terkait posisinya dalam kontestasi Pilpres 2024. Meski sejak Munas Partai Golkar 2019 lalu, nama Ketua Umum Airlangga Hartarto sudah ditetapkan sebagai calon presiden (capres), namun kini partai berlambang pohon beringin tersebut akhirnya realistis menerima posisi cawapres.

Seperti diketahui, Partai Golkar sendiri pada 12 Mei 2022 sudah lebih dulu mengajak Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Alih-alih ketiga partai itu solid bakal mengusung Airlangga sebagai capres, namun di tengah perjalanan PPP dan PAN galau kalau usaha pembentukan poros baru tersebut tidak akan mengantarkan mereka merebut kursi RI-1.

Hasilnya, PPP pun akhirnya berpaling mengikuti gerbong PDI-P yang pada tanggal 21 April 2023 mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Sebagai syaratnya, PPP pun meminta agar Megawati merestui kader baru mereka, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapres Ganjar.

Sementara PAN, hingga saat ini masih terlihat main aman dengan mendekati Gerindra yang menggusung Prabowo serta membuka komunikasi dengan PDI-P. Salah satu syarat yang diajukan oleh PAN adalah posisi cawapres diberi kepada pilihan mereka yakni Menteri BUMN Erick Thohir.

Sadar posisinya yang terancam “jomblo” karena bakal ditinggalkan PPP dan PAN, Golkar akhirnya membuka wacana baru untuk melebur KIB dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Gerinda dan PKB.

Poros Baru

Adapun syarat yang diajukan Golkar adalah posisi cawapres Prabowo yang selama ini diinginkan oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar digantikan oleh Airlangga. Meski terkesan “mencla-mencle”, namun itu lah opsi paling realistis bagi Golkar jika tidak ingin menjadi “gelandangan politik” di Pilpres 2024.

Golkar sendiri masih punya opsi lain yakni membuka poros baru bersama PAN, jika komunikasi Golkar dengan KKIR ataupun PAN dengan PDI-P buntu di tengah jalan.

“Kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar, namanya Pak Prabowo Subianto. Supaya ini bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Presiden (Bappilu Presiden) Golkar, Nusron Wahid kepada media di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (14/6/2023) lalu.

Adapun mengenai sosok cawapres yang akan ditawarkan dalam peleburan koalisi itu, kata Nusron, pihaknya tetap mengajukan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo. Ia menilai hal itu menjadi relevan mengingat Golkar merupakan partai terbesar di dalam KIB.

Nusron pun mendorong agar wacana itu segera terwujud. Ia menyebut partai-partai di dalamnya memiliki perolehan suara yang besar di Pemilu 2019 lalu. “Di dalam KKIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN, saya kira fair,” ucapnya.

Di sisi lain, Nusron juga mengatakan jika nantinya wacana Koalisi Permanen yang merupakan peleburan KIB dan KKIR itu gagal, Golkar pun berpeluang akan menghadirkan poros keempat bersama PAN.

Namun ia mengaku hingga kini Golkar masih memprioritaskan peleburan antara KKIR dengan KIB di Pilpres 2024 nanti.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.