www.podcastnews.id
The Best Place for Podcast

Kisah Sukses Transformasi Bank BTN Menjadi Bank Modern dan Kekinian

0

PODCASTNEWS.ID – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus berbenah untuk mencapai visi yang dicanangkan perseroan menjadi “The Best Mortgage Bank” di Asia Tenggara pada tahun 2025.
Kehadiran mereka saat ini tak hanya dikenal sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan saja, namun telah menjelma menjadi bank modern dan kekinian.

Diusianya yang menginjak 74 tahun, BTN telah berhasil membuktikan kepada pemerintah, stakeholder dan rakyat Indonesia untuk terus setia mengemban amanah melakukan pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dari total 5,2 juta unit rumah yang telah dibiayai BTN selama 74 tahun, sekitar 4,05 juta dinikmati oleh MBR melalui fasilitas KPR Subsidi.

“Kami telah membuktikan posisi kami sebagai bank yang paling banyak menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kami merupakan mitra pemerintah yang aktif dalam mensejahterakan rakyat dari sisi papan atau kepemilikan rumah,” ujar Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, baru-baru ini.

Nixon mengungkapkan dalam usia yang ke-74 tahun, tema HUT BTN kali ini adalah “Berperan Membangun Peradaban dan Memajukan Masa Depan Bangsa”. Tema ini kami ambil karena dari rumah yang dibiayai BTN telah banyak lahir peradaban-peradaban dari keluarga-keluarga yang awalnya tergolong MBR, dalam beberapa tahun mendatang ekonominya sudah maju. Dan dari rumah juga lahir generasi-generasi Emas yang telah memajukan bangsa Indonesia ini.

“Banyak tokoh-tokoh yang pada masa awal membangun karir memiliki rumah pertama dibiayai oleh BTN. Dari tokoh-tokoh ini lahir anak-anak yang juga memiliki kontribusi besar bagi kemajuan bangsa,” jelasnya.

Dalam perjalanannya, Bank BTN terus melakukan elaborasi bisnis pembiayaannya, yang sebelumnya hanya fokus pada pembiayaan rumah pertama, kini sudah melangkah lebih jauh dengan menerapkan strategi Beyond KPR pada dua tahun terakhir. Dengan strategi bisnis Beyond KPR, BTN menangkap potensi pembiayaan, melalui cross selling kepada nasabah captive, seperti Kredit Ringan Tanpa Agunan (KRING), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Lebih lanjut Nixon mengungkapkan, selain beyond KPR, BTN dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil mengimplementasikan transformasi-transformasi yang membawa kinerja perusahaan semakin baik. Adapun beberapa transformasi yang telah berhasil diwujudkan yakni pada tahun 2021, perseroan telah berhasil melakukan transformasi untuk pertumbuhan berkelanjutan.

“Dalam transformasi ini, kami berusaha mengoptimalkan kontribusi pada program KPR subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi melalui Kerjasama Developer Agen Properti, Mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial,” paparnya.

Transformasi selanjutnya, pada tahun 2022, BTN melakukan transformasi perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan. Dalam transformasi ini, perseroan meningkatkan kredit high yield beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive. Kemudian pada tahun 2023 lalu, transformasi yang dilakukan perseroan yakni mengembangkan bisnis yang selaras dengan era Disrupsi Digital untuk menguasai ekosistem perumahan.

“Dalam transformasi ini, kami Fokus pada Penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan CASA pada segmen Ritel dan Institusi serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada wholesale banking,” terangnya.

Untuk tahun ini, BTN akan fokus pada transformasi untuk memperluas area bisnis dan menyediakan solusi keuangan terintegrasi. Adapun untuk mengimplementasikan hal tersebut, perseroan akan melakukan percepatan digital banking dan digitalisasi proses secara massif yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Dengan berbagai transformasi yang telah dan akan dilakukan BTN tersebut, Nixon optimistis pada tahun 2025 perseroan akan berhasil mewujudkan visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025.

Pada tahun depan rencananya, transformasi yang akan diimplementasikan perseroan adalah menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan. “Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate,” pungkasnya.

Membawa Hasil
Lebih jauh Nixon menuturkan, salah satu turunan dari transformasi bisnis yang dilakukan perseroan adalah mengubah model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). Dulu KCP BTN yang berjumlah 537 hanya sekedar ada saja untuk melayani nasabah. Tetapi sejak tahun 2022 lalu model bisnis KCP diubah. Mulai tahun ini KCP bakal memiliki neraca dan laporan untung – rugi sendiri. Ibarat buku rapot, angka-angka yang tertera di dalam neraca itu akan menjadi bahan manajemen dalam menilai kinerja KCP dan pegawai.

“Penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang (branch transformasi) yang sudah berjalan di Bank BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional,” katanya.

Dengan lebih fokus pada bisnis, organisasi KCP pun mengalami perubahan. Sekarang KCP terbagi dalam tiga tipe bisnis yakni general, consumer dan SME sub-branch. Tak hanya mengubah model bisnis dan tipe KCP, transformasi juga mencangkup penyelarasan key performace indicator (KPI). Mulai tahun ini semua KCP sudah bisa diukur sampai dimana kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan. “Nanti, setiap bulan produktivitas KCP kami nilai,” ujarnya.

Dulu, pengukuran yang dilakukan manajemen lebih kepada volume bisnis. Belum diukur secara spesifik bagaimana kontribusi profitabilitas masing-masing KCP. Dalam menjalankan model bisnis baru ini, KCP jangan hanya sekadar mengejar pertumbuhan aset. Mereka juga harus accountable, apakah pertumbuhan itu menghasilkan profitabilitas yang baik atau tidak. Tak sampai di situ, KCP juga didorong untuk mengendalikan resiko kredit (NPL). “Kalau hanya tumbuh saja tapi manajemen resikonya jelek, tentu tidak baik buat perusahaan,” katanya.

Selain itu, KCP perlu memperhatikan pentingnya pengendalian biaya,karena pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas. “Jangan hanya pengeluarkan biaya tanpa menghitung berapa return yang dihasilkan,” katanya.

Alhasil, Nixon menegaskan, melalui perubahan model bisnis KCP tersebut, kini jumlah KCP yang masuk dalam kategori sangat produktif dan produktif telah mencapai 257 unit. Angka ini tentu masih jauh dari jumlah KCP yang saat ini mencapai 537 unit, tetapi hal ini merupakan momentum yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja perseroan.

Cetak Laba Rp 3,5 Triliun
Dari sisi kinerja, BTN sendiri sepanjang tahun 2023 berhasil membukukan kinerja gemilang. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan transformasi yang telah dilakukan perseroan sejak beberapa tahun terakhir.
Nixon menjelaskan, transformasi bisnis perusahaan secara menyeluruh telah berdampak positif pada berbagai lini kinerja keuangan baik dari sisi laba, penyaluran kredit, perolehan total dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah maupun kenaikan aset.

“Kinerja gemilang perseroan tahun 2023 merupakan momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada tahun ini. Kami optimistis dengan berbagai strategi bisnis yang kami lakukan, kinerja keuangan tahun 2024 akan semakin positif,” ujar Nixon pada Paparan Kinerja Keuangan BTN Tahun Buku 2023 di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Lebih lanjut Nixon menuturkan, sepanjang tahun 2023, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,5 triliun tumbuh 15% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit dan pembiayaan serta peningkatan fee based income perseroan pada tahun 2023 lalu.

Sepanjang tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp333,69 triliun atau naik 11,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun. Pertumbuhan di sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38% pada tahun 2023.

Pertumbuhan kredit BTN tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR Subsidi pada tahun 2023 mengalami kenaikan 10,9% menjadi Rp161,74 triliun dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp145,86 triliun. Sedangkan untuk KPR Non Subsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,5% dari Rp87,82 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp96,17 triliun pada tahun 2023. “Kami terus memacu penyaluran kredit dengan prinsip kehati-hatian, hal ini membuat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga dengan baik,” katanya.

Menurut Nixon, dengan transformasi yang dilakukan, perseroan pada tahun 2023 berhasil menurunkan NPL gross menjadi sebesar 3% atau turun signifikan dari tahun 2022 yang sebesar 3,4%. Bahkan penurunan sangat terasa jika dilihat dalam lima tahun terakhir, pada tahun 2019 NPL gross BTN masih bertengger di level 4.8%.

Disisi lain, pada tahun 2023 BTN berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp349,93 triliun, meningkat 8,7% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp321,93 triliun. Dari jumlah tersebut kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp188 triliun atau naik 20,4% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp156 triliun. Dengan kenaikan tersebut, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7% terhadap total DPK.

Kenaikan signifikan dana murah berupa giro dan tabungan di BTN terlihat selama lima tahun terakhir. Pada 2019, porsi dana murah BTN masih di level 43,4% dan perlahan menanjak menuju 48,5% pada 2022. “Transformasi menjadi bank tabungan yang kami gagas sejak tahun 2019 telah membuahkan hasil pada tahun 2023 ini. Porsi dana murah yang mencapai hampir 54% merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah BTN,” katanya.

Kenaikan dana murah ini turut ditopang oleh transformasi digital banking yang dilakukan BTN, terutama pada aplikasi BTN Mobile. Hingga akhir 2023, jumlah pengguna BTN Mobile mencapai 2,7 juta, dengan total transaksi mencapai 235 juta. Perseroan mampu menggaet lebih banyak pengguna BTN Mobile seiring dengan penambahan fitur-fitur baru yang memungkinkan pengguna melakukan lebih banyak transaksi.
Melesatnya transaksi di BTN Mobile turut mendongkrak pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI) perseroan naik 60,1% menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun.

“BTN ingin terus menciptakan rantai nilai berkelanjutan dalam ekosistem digital, terutama pada core bisnis di bidang KPR. Kami akan terus menambah mitra dan layanan dalam BTN Mobile untuk memudahkan calon nasabah dan nasabah existing kami bertransaksi untuk kebutuhan mereka sehari-hari, termasuk terkait aset rumah mereka,” ujar Nixon.

Secara keseluruhan, dengan total penyaluran kredit serta perolehan DPK yang tumbuh signifikan, BTN mampu membukukan total aset sebesar Rp439 triliun sepanjang tahun 2023, meningkat 9,1% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp402 triliun.

“Bank BTN telah berhasil menjaga momentum pertumbuhan bisnis di sepanjang 2023 dengan perbaikan strategi secara berkelanjutan dan dengan ditopang prinsip kehati-hatian. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pertumbuhan sesuai dengan visi kami untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025. Sejalan dengan visi tersebut, BTN yang telah mencapai usia 74 tahun ingin terus meningkatkan kontribusi nyata untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia yang saat ini masih mencapai 12,7 juta,” pungkas Nixon

Kinerja BTN Syariah Melesat
Kinerja gemilang juga ditorehkan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah sepanjang tahun 2023. BTN Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp702,3 miliar pada 2023. Jumlah tersebut melesat 110,5% dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp333,6 miliar.

Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran pembiayaan BTN Syariah sebesar 17,4% menjadi Rp37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun. Peningkatan signifikan juga terjadi pada DPK BTN syariah yang tumbuh pesat sebesar 20,7% menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.

Kinerja gemilang dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut, telah membuat posisi aset BTN syariah mengalami lonjakan sebesar 19,79% menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp45,3 triliun. “Kenaikan aset BTN Syariah yang sudah lebih dari Rp50 triliun ini, membuat perseroan memiliki kewajiban untuk melakukan spin off BTN Syariah dan mendirikan BUS yang akan dilaksankan tahun ini,” tegasnya.

Lonjakan bisnis BTN Syariah juga dipicu oleh tren di masyarakat yang menginginkan pembiayaan rumah dengan akad syariah. Permintaan tertinggi terjadi di sejumlah daerah dengan populasi muslim terbesar seperti di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Sumatera Barat hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain faktor keyakinan, KPR syariah diminati karena skema pembiayaannya memberikan rasa tenang dan nyaman pada nasabah. Pada KPR syariah, imbal hasil maupun besaran angsuran sudah ditetapkan sejak awal dan berlangsung sepanjang periode perjanjian. Maka itu, skema ini dinilai bisa melindungi nasabah dari risiko fluktuasi suku bunga yang dapat berubah mengikuti kondisi makro ekonomi.
Dari total pembiayaan yang disalurkan BTN Syariah, porsi KPR menyumbang 98% atau senilai Rp36,6 triliun per akhir Desember 2023. Produk KPR syariah bersubsidi berkontribusi Rp22,9 triliun atau sebanyak 61% sedangkan KPR non subsidi menyumbang Rp11,6 triliun atau mencapai 31,3%.

Nilai pembiayaan yang melonjak tinggi ini berhasil diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK). Sepanjang 2023 lalu, BTN syariah mengumpulkan DPK senilai Rp41,8 triliun, melesat 41,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Menariknya, separuh dari total DPK ini berupa dana murah (current account saving account/CASA) atau senilai Rp20,9 triliun.

“Rasio CASA terus kami tingkatkan selama lima tahun terakhir, dari hanya 37% pada 2019 menjadi 50% pada 2023. Dampak positifnya, rasio biaya dana (cost of fund) berhasil kami tekan dari 6,25% menjadi 3,72% pada kurun waktu yang sama. Artinya, kami bukan hanya menjadi lebih kompetitif juga semakin sehat,” kata Nixon.

Jumlah DPK yang lebih tinggi dari nilai pembiayaan membuat FDR BTN Syariah berada di level 88,8%. Rasio ini menunjukkan dua hal. Pertama. manajemen mampu mengoptimalkan fungsi intermediasi. Kedua, manajemen berhasil menjaga kecukupan likuiditas di saat melakukan ekspansi.

Catatan saja, selama lima tahun terakhir, BTN Syariah terus memperbaiki angka FDR. Pada 2019 rasio intermediasi sempat mencapai 108%, lalu berhasil diturunkan menjadi 105%, 94%, 91% dan terakhir 88% pada 2023.

Selain makin berotot, BTN Syariah juga semakin seksi. Hal ini terlihat jelas pada indikator kualitas aset yang berhasil diperbaiki selama lima tahun terakhir. Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) per akhir Desember 2023 hanya sebesar 2,4% (gross). Bandingkan dengan NPF tahun 2022 yang sebesar 3,3%, atau 7,6% jika ditarik ke posisi NPF pada tahun 2019.

Berbagai pencapaian itu berdampak signifikan ke perolehan laba bersih yang mencapai Rp702,3 miliar, atau melonjak 110,5% dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp333,6 miliar.
Ditinjau dari sisi manapun, BTN Syariah bukan hanya layak di spin off juga mampu menampung bank syariah lain untuk di merger. “Setelah merger dan menjadi BUS, kami optimistis BTN Syariah akan tumbuh lebih pesat lagi dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat serta berkontribusi signifikan untuk memajukan industri perbankan syariah,” kata Nixon.

Sebagai informasi, BTN tengah melakukan proses uji tuntas (due diligence) terhadap Bank Muamalat. Proses ini akan menentukan kelanjutan agenda akuisisi dan merger. Kementerian BUMN sendiri menargetkan agenda korporasi ini bisa dituntaskan pada semester I-2024 ini.

Dengan kinerja yang baik di tahun 2023 lalu, tak heran Bank BTN berhasil mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dalam dan luar negeri diantaranya, AAA Company dari Pefindo, Juara 1 Kategori Perusahaan BUMN Keuangan (Annual Report Award untuk tahun 2022), The Greatest Champions of GRC Excellence 2023, The Highest Financial Intergrity Rating untuk kelompok KBMI 3, KBMI 4 maupun nilai rata2 Bank Umum, The World’s Best Islamic Project Finance House – Euromoney Awards, The Best Mortgage Loan Conventional Bank (KBMI) 3, Best Mid Cap – Gold FinanceAsia’s 23rd dan ESG Disclosure Transparency Awards 2023 (Leadership AA). (Moh. Ridwan)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.