PODCASTNEWS.ID – Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko merespon pernyataan Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto terkait pembentukan poros baru.
Menurut mantan politisi PDIP yang dipecat lantaran mendukung Prabowo di Pilpres 2024 itu, pembentukan poros baru yang diutarakan Hasto tersebut, ibarat menyatukan massa minyak dengan massa air yang mustahil menyatu.
“Elite-elite di segala jaman dan segala bangsa selalu punya ruang manuver yang besar. Di lain pihak massa rakyat punya rasa, karsa dan asa-nya sendiri yang dibentuk oleh sejarah. Mungkinkah massa minyak menyatu dgn massa air?” tulis Budiman dalam cuitannya di platform X -dulu Twitter-, Sabtu (13/1/2024).
Seperti diketahui, sebelumnya Hasto mengaku pihaknya terbuka untuk membentuk poros baru dengan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Hasto sekaligus merespons intensitas komunikasi Ganjar-Mahfud dengan AMIN dalam beberapa waktu terakhir. Termasuk komunikasi antara Puan Maharani dengan AMIN selepas debat ketiga Pilpres pada Minggu (7/1/2024) lalu.
Hasto secara bersamaan sekaligus mengkritik respons Prabowo pasca-debat tersebut yang langsung meninggalkan panggung utama.
“Tentu saja kami sangat welcam apa yang disampaikan Mbak Puan, dengan salaman dengan Pak Anies ini menunjukkan hal yang kontradiktif dengan Pak Prabowo yang tidak mau salaman dengan Pak Anies,” kata Hasto di Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).
Sekjen PDIP itu turut mengkritik sikap Prabowo pasca-debat karena dinilai masih meluapkan amarahnya. Hasto menyorot sejumlah pernyataan Prabowo yang menyindir Anies dalam sejumlah kesempatan.
“Bahkan bagi Pak Prabowo debat belum selesai, maka kemudian dia mengatakan goblok tolol. Itu yang seharusnya tidak boleh disampaikan oleh pemimpin,” kata dia.
Menurut Hasto, seorang pemimpin mestinya mengucapkan pernyataan yang membangun harapan, alih-alih terus melontarkan makian.
“Kata-kata yang menggelorakan suatu semangat juang bukan kata-kata makian seperti yang disampaikan Pak Prabowo,” katanya.
Sinyal koalisi antara kubu Ganjar-Mahfud dengan AMIN terus menguat belakangan bersamaan dengan prediksi Pilpres 2024 bakal berlangsung dua putaran. Komunikasi antar kedua kubu juga hangat dalam beberapa kesempatan.
Anies-Cak Imin misalnya, sempat terlibat perbincangan hangat dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani usai debat ketiga Pilpres 2024.
Teranyar, pasangan capres-cawapres nomor urut 1 ini juga secara khusus juga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada PDIP yang berulang tahun ke-51 pada Rabu (10/1/2024) lalu.
Cuitan Budiman itu sendiri, kemudian banyak direspon netizen yang justru mempertanyakan sikap aktivis 1998 itu, yang akhirnya bergabung ke kubu Prabowo.
Padahal semasa menjadi politisi PDIP, mantan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini, dikenal vokal terhadap Prabowo.
Bahkan pada zaman Reformasi 1998, Prabowo yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad sering berhadapan dengan barisan aktivis yang dipimpin oleh Budiman.
“Yang mengajari kan Anda, bisa bergabung dengan musuh bebuyutan zaman reformasi ????????????,” tulis akun @afifahafra79.
Senada, akun @PendekarPetir17 juga mengungkapkan hal yang sama. “Kamu air dan prabowo minyak aja bisa bersatu,” tukasnya.
“Bisa mas bud, sangat bisa, contoh faktual ya kamu, iya @budimansudjatmiko,” timpal akun @tangguhniti.