Musim Kemarau tapi Jabodetabek Hujan? Ini Penjelasan Ahli
PODCASTNEWS.ID – Prediksi musim kemarau hingga puncaknya berlangsung pada Juni 2023. Namun fenomena hujan mengguyur di wilayah Jabotabek, Banten, dan Jawa Barat sejak pekan lalu. Bahkan hujan lebat menimbulkan banjir di sejumlah titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jakarta mencatat kenaikan tinggi muka air di beberapa wilayah, seperti Manggarai, Sunter Hulu, Depok, Cipinang Hulu hingga siaga 3.
Menurut peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi, pada musim kemarau ini ada fase basah Gelombang Rossby yang menyebabkan potensi hujan meningkat sekitar 7-10 hari. “Tapi, sepertinya sekarang sudah mulai berkurang,” kata Didi.
Berdasarkan analisis pada 16 Juni 2023 menunjukkan gangguan berupa pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, sistem akan membentuk konvergensi angin dan uap air, pertumbuhan awan, dan hujan, terutama di wilayah sekitar Jawa Barat, Selat Sunda, dan Lampung.
Didi melihat, selain gangguan sirkulasi siklonik yang sudah mulai melemah pada tanggal 20 Juni 2023, ada fenomena Gelombang Atmosfer Rossby terpantau aktif di wilayah Indonesia pada saat ini dengan kandungan uap air di atas wilayah Indonesia yang berada pada 90°BT-140°BT sepanjang 10 Maret-18 Juni 2023.
Pantauan tersebut diukur menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) dengan teknik Radio Ocultation (RO). Gelombang Rossby adalah salah satu gelombang atmosfer di wilayah ekuator yang bergerak ke arah barat dengan periode kurang dari 72 hari dan dapat bertahan hingga 7-10 hari.
Uap Air
Ketika Gelombang Rossby aktif, terjadi peningkatan kandungan uap air yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan dan hujan.
“Paling tidak hujan ini mengurangi polusi, karena saat kemarau biasanya meningkat,” kata Didi.
Beda dengan wilayah Jabodetabek dan sekitarnya yang dilanda hujan, ujung barat Indonesia, tepatnya di Banda Aceh berulang kali diprakirakan sebagai suhu tertinggi di Indonesia. Untuk tanggal 20 Juni 2023, suhu tertinggi mencapai 36 derajat Celcius.
Didi mengatakan, adanya peningkatan pertumbuhan awan umumnya akan menurunkan suhu permukaan. “Karena awan berperilaku seperti payung yang mencegah radiasi matahari sampai ke permukaan bumi,” jelasnya. Sedangkan di wilayah dengan sedikit awan seperti di Aceh akan mengalami suhu maksimum terutama pada siang hari.
Namun pengaruh fase basah dari gelombang Rossby akan kembali mereda, dan wilayah Pulau Jawa akan kembali mengalami fase kering, bahkan perlu mewaspadai meningkatnya fenomena El Nino di bulan Juli.
Seperti telah diperingatkan oleh BMKG, keberdaan El Nino dapat meningkatkan potensi kekeringan dan juga kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Demikian pula potensi terjadinya fenomena IOD atau Indian Ocean Dipole positif bersama dengan El Nino, yang dapat meningkatkan potensi kekeringan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.