Hary Tanoe Bantah Ditawari Posisi Menkominfo
PODCASTNEWS.ID – Ketua Umum Partai Perindro Hary Tanoesoedibjo membantah rumor yang menyebutkan dirinya bakal dipilih sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan politisi Partai NasDem Johnny G. Plate.
Rumor tersebut mengunguat setelah Jokowi dua kali memanggil Hary Tanoe ke Istana, di mana sebelumnya pada tanggal 26 April 2023, pemilik MNC Group tersebut juga melakukan pembicaraan khusus dengan Jokowi di Istana Negara Jakarta.
Meski demikian, Hary Tanoe membantah rumor tersebut. Menurut Hary kedatangannya ke Istana pada Senin 15 Mei 2023, hanya mendampingi Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Pusat, Wilianto Tanta untuk beraudiensi dengan Jokowi.
Dia mengaku, memang sempat berbincang empat mata dengan Jokow ihwal terkait berbagai hal, namun tidak terkait dengan tawaran untuk menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.”Tadi bicara yang enteng-enteng saja,” ujar Hary Tanoe.
Pria yang akrab disapa HT itu mengaku saat ini tengah fokus membangun Partai Perindo. “Karena membangun partai itu butuh konsentrasi dan butuh fokus. Jadi tugas saya membangun partai supaya bisa menjadi partai yang besar,” ujarnya.
Konsolidasi
Namun, terkait dukungan capres, HT akan melakukan konsolidasi terelebih dahulu bersama DPP Partai Perindo. Selain itu, Partai Perindo terus membuka komunikasi dengan sejumlah partai. “Nanti kami lihat ada berapa yang didukung dan partai mana saja. Kami mengambil sikap di salah satu itu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, nama Menkominfo Johnny G. Plate, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar yang merupakan kader Partai NasDem sendiri belakangan santer bakal terkena reshuffle oleh Jokowi. Hal tersebut terkait dukungan politik partai NasDem yang tidak lagi sejalan dengan partai koalisi pemerintah.
NasDem terlebih dahulu memilih keluar dari koalisi besar dengan membentuk Koalisi Perubahan Untuk Persatuan bersama PKS dan Partai Demokrat yang dipersiapkan untuk memenangkan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Sebaliknya Jokowi sendiri disebut sebagai King Maker Pilpres 2024 yang tengah mengkonsolidasikan pembentukan koalisi besar yang anggotanya partai-partai politik koalisi pemerintah di luar tiga partai pengusung Anies Baswedan.