RUU Kesehatan: NU Masalahkan Tembakau, Muhammadiyah Tolak yang Mana?
PODCASTNEWS.ID – Di media warganet ramai membahas penolakan RUU Kesehatan oleh tenaga kesehatan serta sejumlah organisasi masyarakat maupun organisasi profesi. Salah satu penolakan itu berasal dari organisasi masyarakat besar Nahdlatul Ulama atau NU dengan tagar NUtolakRUU. Penolakan serupa juga berasal dari organisasi masyarakat Muhammadiyah.
Suara penolakan RUU Kesehatan oleh NU dan Muhammadiyah tersebut serperti status yang diunggah oleh akun Twitter @hrmnt (klik). Akun tersebut menuliskan narasi: Apel Pagi hari Senin kudu semangat! Seperti semangatnya para Kyai dan tokoh agama yang menolak keras Draft RUU Kesehatan, setelah sebelumnya PP Muhammadiyah, kini PBNU pun dengan tegas menolak RUU yang penuh sarat dengan kontroversi.
Kemudian diunggah tangkapan layar berita berjudul: Tegas, PBNU Menolak Draf RUU Kesehatan.
Dalam utas yang sama, hrmnt menuliskan narasi: Para kiai NU menganggap RUU Kesehatan bermasalah karena di antara klausul yang diusulkan adalah menyamakan olahan hasil tembakau dengan narkotika, minuman beralkohol, zat adiktif lainnya.
Dilanjutkan pula narasi: Katib Syuriah PBNU KH Sarmidi Husna menyatakan, RUU Kesehatan bisa menimbulkan kegaduhan dan dikhawatirkan akan menjadi pasal karet karena menyamakan petani tembakau dengan petani ganja. Kemudian diunggah tangkapan layar berita berjudul: PBNU Tolak Usulan RUU Kesehatan yang Menempatkan Tembakau Setara Narkoba dan Minuman Beralkohol.
Dalam unggahan di utas yang sama dituliskan narasi: PBNU menolak pasal 154 RUUKes 2023 yang bisa menimbulkan pasal karet. Selain itu PBNU juga menolak peraturan Kemenkes soal kemasan. Di kemasan rokok di pasang peringatan dan visual yang menakutkan, kok di minuman beralkohol tidak ada.
Dilanjutkan pula di utas yang sama status dengan narasi: Apabila ada 6,1 juta jiwa rakyat yang terlibat langsung dalam ekosistem tembakau sebagaimana data yang ada, maka di mana letak keberpihakan RUU ini atas nasib mereka. Kemudian diunggah foto tangkapan layar berita berjudul: RUU Kesehatan P3M: Petani Tembakau Terancam Dianggap Penanam Ganja.
Lebih Spesifik
Masih dalam utas yang sama dituliskan status: Sebelumnya PP Muhammadiyah telah menolak RUU Kesehatan. Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan bahwa RUU Kesehatan perlu ditinjau ulang karena tidak sesuai dengan nilai-nilai UUD 1945. Kemudian diunggah foto tangkakapan layar berita berjudul: PP Muhammadiyah dan 7 Organisasi Tolak RUU Kesehatan, Minta Pemerintah-DPR Tinjau Ulang.
Akun hrmnt melanjutkan status di utas yang sama dengan narasi: Busyro juga menilai RUU Kesehatan adalah bentuk penjajahan atau kolonialisasi yang bertentangan dengan kemerdekaan atau kedaulatan rakyat. Berdasarkan rangkaian status unggahan akun @hrmnt menunjukkan baik NU maupun Muhammadiyah memiliki sikap yang sama yaitu menolak RUU Kesehatan. Namun bedanya, NU bersikap lebih spesifik terhadap pasal di RUU Kesehatan yang mempersoalkan tembakau dan dampak ekonomi terhadap petani tembakau.
Hal itu wajar karena warga nahdliyin sebagian besar merupakan perokok atau pengguna produk tembakau sekaligus petani tembakau itu sendiri. Maka pasal dalam RUU Kesehatan tersebut jelas merugikan warga NU.
Sebaliknya, sikap Muhamadiyah tidak menyinggung-nyinggung masalah tembakau dalam RUU Kesehatan tersebut. Sebaliknya Muhammadiyah justru organisasi yang mengharamkan rokok. Penolakan Muhammadiyah terhadap RUU Kesehatan tersebut tampak lebih berdasarkan normatis dan pandangan umum saja. Hal itu seperti pernyataan Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan bahwa RUU Kesehatan perlu ditinjau ulang karena tidak sesuai dengan nilai-nilai UUD 1945.
Busyro juga menilai RUU Kesehatan adalah bentuk penjajahan atau kolonialisasi tanpa menyebut pasal-pasal tertentu yang dianggap sebagai bentuk penjajahan tersebut.
Kendati begitu netizen menyambut baik dan memilih bersikap sama dengan kedua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.
Seperti akun Teitter cenk 90 E, membalas: Katanya Muhammadiyah Kemenkes Kolonialisasi ya? Kalo gitu kita dukung NU tolak RUU Kesehatan yuk.