Ngeri, Tersangka Teroris Ini Ternyata Mau Ngebom
PODCASTNEWS.ID – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga tersangka teroris di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka tercatat hendak merencanakan pengeboman.
“Pada hari Jumat tanggal 20 Januari 2023 telah dilakukan penangkapan terhadap tiga tersangka tindak pidana terorisme,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dimintai konfirmasi.
Ketiga teroris itu berinisial AS yang ditangkap di Jakarta Utara, ARH di Jakarta Selatan, dan SN di Tangerang Selatan, Banten. Dua tersangka teroris yang ditangkap di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan, yakni ARH dan SN berasal dari ormas yang sudah dibubarkan. ARH dan SN disebut berencana membuat bom pada 2021.
“Nomor 2 (ARH) dan 3 (SN) adalah DPO penangkapan Maret 2021 kelompok ormas yang sudah dibubarkan yang berencana melakukan pembuatan bom,” ujar Ramadhan. Ramadhan mengatakan, sedianya bom itu akan digunakan SN dan ARH dalam aksi teror. Hanya saja, rencana mereka digagalkan pada tahun yang sama. “Namun berhasil digagalkan pada tahun 2021,” kata dia.
Ayah SN, Nurji (70), menegaskan bahwa ia selama ini tidak mengetahui anaknya terlibat dalam aktivitas terorisme. Nurji selama ini hanya tahu bahwa anaknya merupakan simpatisan dari seorang habib terkenal.
“Saya cuma tahunya anak saya simpatisan Habib, ke sananya saya enggak ngerti,” kata Nurji saat ditemui di kediamannya di kawasan Pondok Aren, Tangsel pada Jumat. Namun, Nurji mengaku bahwa anaknya tidak pernah menceritakan apa pun soal kegiatannya selama menjadi simpatisan habib itu.
Simpatisan Habib
SN diketahui pernah meminta izin kepada ayahnya untuk menjadi simpatisan seorang Habib terkenal. Menurut Nurji, anaknya tersebut meminta izin jadi simpatisan sekitar setahun lalu. Bahkan, SN sampai resign dari bank tempatnya bekerja karena menganggap profesi itu riba. “Sebelum cerai dia kerja di bank. Terus dia bilang sama ibunya mau jadi simpatisan. Makanya keluar dari bank, katanya riba. Saya bilang terserah kamu, itu kan urusan kamu sendiri,” kata Nurji.
Setelah keluar dari bank, SN kemudian bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) sekaligus sebagai simpatisan habib. Profesi itu, kata Nurji, sudah digeluti SN semenjak SN bercerai dengan istrinya sekitar setahun lalu.
Tersangka teroris lainnya, AS, dikenal jarang bersosialisasi selama tinggal di wilayah Sunter, Jakarta Utara. Ketua RW setempat berinisial TS mengatakan, AS juga jarang bergaul dengan tetangganya. “Justru saya juga tidak kenal wajahnya, karena kan yang bersangkutan kurang bergaul dengan masyarakat,” kata TS saat ditemui di kediamannya, Sunter Agung, Jumat malam.
TS mengungkapkan, tersangka sudah lama tinggal di wilayahnya. AS diketahui tinggal bersama kedua orangtua dan saudaranya. “Jadi yang bersangkutan itu penghuni lama dan kurang bersosialisasi. Kalau hasil saya bicara dengan keluarganya bahwa dia kalau pulang kerja larut malam,” ungkap TS.
Menurut TS, AS ditangkap saat berada di tempat kerjanya di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat pagi. Sepengetahuan TS, AS bekerja sebagai pegawai di salah satu tempat usaha makanan. “Dia kerjanya di wilayah Kelapa Gading. Dia kerja itu sebagai karyawan administrasi di tempat bakery gitu,” imbuh TS.